Selasa, 11 Januari 2011

Indonesia Mengajar

Tuhaaaaan, ternyata masih ada begitu banyak hal menakjubkan di luar sana selain urusan cinta dan asmara,, hahahaa...

Hari ini saya mengikuti sebuah seminar tentang sosialisasi sebuah program yang luar biasa, yang mungkin akan sedikit merubah pola pikir saya selama ini, Program "INDONESIA MENGAJAR". Program ini baru digagas sejak tahun 2009 dan mulai dijalankan sejak Maret 2010. Pada prinsipnya program ini adalah mengirimkan para pengajar muda yang merupakan anak2 terbaik bangsa, para alumnus muda peguruan tinggi di Indonesia, untuk menjadi tenaga pengajar di daerah-daerah yang benar-benar terpencil dan berakses sulit, bahkan di pulau-pulau kecil terluar Indonesia.

Mungkin bukan hal yang mudah bagi kebanyakan orang, karena harus membuang waktu 1 tahun untuk mengabdikan diri di daerah antah berantah dengan segala kesederhanaan dan jauh dari keluarga. Tapi ternyata tak sedkit pula orang-orang yang memiliki tekad untuk turut membantu mencerdaskan bangsa dengan di mulai dari diri mereka sendiri. Dan program ini lah salah satu jalan yang bisa di tempuh..

Di bawah ini adalah tulisan bapak Anies Baswedan pada hari pemberangkatan para pengajar muda angkatan pertama, 10 November 2010 lalu..


Di hari keberangkatan Pengajar Muda, 10 November 2010

Pagi tadi langit masih agak gelap. Tepat pukul 05.20 Pengajar Muda resmi dilepas di Bandara Soekarno-Hatta. Di bandara yang membawa nama pahlawan proklamator Indonesia dan di hari saat republik tercinta merayakan Hari Pahlawan. Hari ini Pengajar Muda berangkat. Hari ini usai sudah gemblengan tujuh minggu, gemblengan kepemimpinan dan kepengajaran.
Bandara ini dinamai Soekarno-Hatta. Dua tokoh ini sesungguhnya memiliki peluang untuk meniti karier di bidangnya, hidup nyaman, dan sangat sejahtera untuk dirinya dan untuk keluarganya. Tapi mereka memilih untuk berjuang; pembuangan dan penjara bukan halangan. Mereka berjuang membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tanda pahala mereka kini langgeng menempel di setiap jiwa Indonesia.

Pagi ini di bandara yang membawa nama pahlawan inilah para Pengajar Muda meninggalkan kenyamanan kota. Mereka anak-anak usia muda. Mereka cerdas dan berprestasi. Mereka memancarkan potensi kepemimpinan yang solid. Peluang materi besar yang ada di hadapannya mereka tinggalkan. Mereka tanggalkan pekerjaan mapan mereka, mereka lepaskan peluang kerja bergaji tinggi. Anak-anak muda terbaik ini memilih berangkat ke pelosok Indonesia. Di Hari Pahlawan ini mereka memulai langkah menjadi guru SD di desa-desa terpencil.
Menjadi guru itu mulia. Menjadi guru itu wajar. Dan, adanya guru di pelosok negeri itu biasa. Tetapi kali ini kita melihat fenomena yang berbeda. Anak-anak muda terbaik meninggalkan kemapanan kota, melepaskan peluang karier dan melewatkan semua kenyamanan lalu memilih menjadi guru SD di desa-desa tanpa listrik. Berangkatnya mereka ke desa terpencil untuk mengajar bukanlah sebuah pengorbanan, itu adalah sebuah kehormatan, kata Abah Iwan Abdurrahman. Mereka mendapatkan kehormatan untuk melunasi sebuah janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa.
51 Pengajar Muda ini hadir dan membuat nuansa yang berbeda tentang Indonesia.  Sejak Gerakan Indonesia Mengajar diumumkan bulan Mei 2010 kita seakan ditunjukan dengan wajah lain tentang anak-anak muda Indonesia. Sejak awal sudah jelas-jelas dinyatakan bahwa program ini akan menempatkan anak-anak muda di pelosok negeri, yang sebagian besar belum terjamah listrik ataupun sinyal telepon selular. Tapi tantangan itu justru dijawab secara kolosal. Ada 1.383 anak muda  menyatakan siap untuk jadi guru di daerah terpencil. Mereka menulis essai yang sangat menggugah. Mereka beberkan alasan mengapa mereka siap, sanggup dan ingin sekali menjadi guru di pelosok negeri.  Mereka seakan menuliskan: Indonesia, aku ingin mengajar.  Kami tertegun !
Selama proses seleksi, dipampangkan di depan kita deretan anak-anak muda Indonesia yang cerdas, tangguh, kreatif, idealis dan ingin berjuang. Mereka membuktikan bahwa republik ini tidak berubah, ibu-ibu di republik ini tetap melahirkan pejuang, ibu kita tetap melahirkan anak-anak promotor kemajuan. Mereka adalah bukti otentiknya. Kami takjub dan tergetar.
51 Pengajar Muda memilih untuk mengabdi di ujung negeri, menjadi guru dan tinggal bersama masyarakat biasa. Rakyat di pelosok sana sudah hapal janji kemerdekaan, tapi kita tak kunjung melunasi janji itu.
Hari ini mereka berangkat. Tidak mudah apa yang akan mereka akan lalui selama satu tahun ke depan, tetapi semua yang sulit sesungguhnya adalah pelajaran hidup. Dan when the going gets tough, the tough gets going; mereka tangguh dan insyaAllah mereka akan lewati dengan kesungguhan. Saya pernah sampaikan, sukses itu sering bukan karena berhasil meraih sesuatu tetapi karena berhasil menyelesaikan dan melampaui tantangan dan kesulitan.
Dan untuk teman-teman Pengajar Muda, hari ini adalah saatnya. Saat meneguhkan niat serta menguatkan kemauan luhur itu. Izinkan anak-anak SD di pelosok itu mencintai, meraih inspirasi dan berbinar menyaksikan kehadiranmu.  Setelah selesai program ini maka label Pengajar Muda akan menempel seumur hidup. Anda kenal dan bagian dari rakyat jelata. Anda pernah hidup bersama mereka di pelosok sana, dan yang terpenting adalah anda sebagai anak-anak muda terbaik ini telah ikut –sekecil apapun- mendorong kemajuan, mengubah masa depan mereka jadi lebih cerah. Jejak kalian di desa-desa terpencil itu akan dicatat dengan pahala, akan ditandai dengan peluk persaudaran dan bersemai di kenangan anak-anak desa hingga generasi mendatang. Kelak, setiap anak-anak desa itu berhasil meraih mimpinya, maka pahala kalian selalu ada didalamnya.
Teman-teman Pengajar Muda tercinta, teguhkan niatmu. Datangilah desa-desa terpencil itu dengan keikhlasan, dengan rendah hati, dengan kesantuan, dengan kasih sayang. Sambutlah kehadiran anak-anak SD itu di kelasmu dengan rasa cinta, belai rambut mereka dengan kasih, tatap wajah polos mereka dengan pancaran senyum dan berikan yang terbaik darimu untuk mereka. Izinkan anak-anak SD di desa-desa terpencil itu berbinar melihatmu, belajar untuk maju darimu, mencintai ilmu darimu dan memandangmu sebagai visualisasi mimpi mereka dan visualisasi mimpi orang tua mereka. Izinkan mereka bermimpi bisa meraih apa-apa yang anda sudah raih. Tebarkan kesabaran, tumbuhkan pengetahuan, dan tanamkan ketangguhan berjuang di dada mereka.
Teman-teman Pengajar Muda tercinta, samudra peluang mengabdi itu ada di hadapanmu. Arungi dengan semangat, arungi dengan optimisme, arungi dengan pengetahuan. Dan kelak kembalilah dengan berderet tanda pahala di pundakmu. Pahala langgeng dan kenangan permanen yang bisa kalian ceritakan sampai pada anak-cucu nanti.
Saya tulis ini semua dengan rasa haru, rasa bahagia, rasa bangga, dan dengan gelora optimisme. InsyaAllah, Indonesia kita akan menjadi lebih baik, lebih maju lewat langkah-langkah kecil ini.
Gema syair lagu Padamu Negeri yang dinyanyikan oleh 51Pengajar Muda tadi pagi di Bandara Soekarno-Hatta seakan menggema di ruang kerja ini.

Bersyukur sekali, akhirnya di Hari Pahlawan kali ini ditaqdirkan menyaksikan dan melepas para pejuang. Di Hari Pahlawan ini, satu langkah kecil diayunkan untuk ikut melunasi sebuah janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga keihklasan selalu menjadi bagian dari ikhtiar ini.
Saya jabat satu per satu. Jabat dengan erat. Saya tatap mata mereka. Bening mata kita, ada ambangan air menyerupai cermin. Tak ada banyak kata yang diucap. Hati kitalah yang saling berjawab. Selamat jalan teman-teman Pengajar Muda. Selamat berjuang   . . . .

Padamu negeri kami berjanji . . .
Padamu negeri kami berbakti . . .
Padamu negeri kami mengabdi . . .
Bagimu negeri jiwa raga kami . . .

Jakarta, 10 November 2010

Anies Baswedan


Dan ini adalah kata-kata yang saya kutip dari surat bersama dari tujuh pengajar muda dari UGM yang saat ini sedang berada di pelosok negeri untuk memperjuangkan pendidikan Indonesia dengan penuh semangat dan optimis. Salut untuk mereka.. 

"Tugas kami memang mengajar, tetapi murid-murid kami justru mengajari kami dengan caranya yang unik. Mengajari tentang kesabaran, ketulusan, ketabahan, kesederhanaan, semangat pantang menyerah, dan juga keikhlasan. Pelajaran inilah yang kami yakini akan membuat kami menjadi pribdai yang lebih baik.

Dan kesulitan-kesulitan yang kami hadapi setiap harinya justru membuat kami semakin yakin untuk tetap melangkahkan kaki di jalan ini. Sebuah langkah yang kokoh di jalan terjal. Karena kami meyakini bahwa setiap langkah yang kami jejakkan akan berakhir pada ujung tertentu. Sebuah ujung yang membawa perubahan yang positif baik bagi diri kami maupun perubahan untuk anak-anak Indonesia."

Mungkin saat ini belum banyak yang bisa saya berikan untuk bangsa ini, dan mungkin saya sudah sangat egois telah bermimpi begitu tinggi hanya untuk diri saya.. Indonesia, tunggu saya.. Saya hanya ingin menjadi salah seorang dari putra putri terbaik bangsa suatu hari nanti, dengan cara yang mungkin tak selalu sama dengan apa yang di lakukan orang-orang di luar sana.. 



P.S
Info tentang Indonesia mengajar bisa didapatkan di sini, serta untuk mendaftarkan diri menjadi pengajar muda berikutnya silakan klik di sini.

11 komentar:

  1. Reeeeennniiiiiii.......
    ayo semangat .... !!!!
    mata ku masih berkaca-kaca ini mengingat yang tadi kita nyanyikan dan yang kita dengar di seminar tadi.....

    Reenniiiii,,,,
    ayo kita semangat untuk menjadi generasi selanjut nya (Amiiin)

    kita harus berusaha....
    ren,, gak tau kenapa hati ini benar2 tergugah..... :)

    BalasHapus
  2. iya cin,, semoga saat stelah mendapatkan gelar sarjana nanti semangat ini masih ada ya..

    aku juga mau banget, walau spertinya berat, baik di seleksi maupun di pekerjaannya..
    Tapi aku harus coba,,
    kalo besok aku lupa, ingeti aku ya teman.. :)

    BalasHapus
  3. yoh,, lanjutkan nak,, semangit!!

    BalasHapus
  4. siiip ren....
    kita saling mengingatkan yak.... :)

    BalasHapus
  5. Like this post so much... :-)
    Pasti akan ada kebahagiaan luar biasa bila bisa menjadi salah satu diantara Pengajar Muda itu...
    Ayo, Ren, semangat...tunjukkan kemampuanmu mencerdaskan bangsa... :-)

    BalasHapus
  6. betul sekali mb nia..
    Doakan ya mbak,, daftar impianku menjadi semakin panjang mbak,, Bismillah.. ^_^

    BalasHapus
  7. Hidupkan hatimu Non,.... InsyaAllah,... Allah akan menjaga mimpimu,.... menjadi nyata,.... slalu bersyukur Non...
    dan mimpi tdk unt ditemukan,... tapi,.. dibangun..

    BalasHapus
  8. Pak handa kah ini? :)

    iya mohon doanya iar saya bisa mwujudkan mimpi yg sudah saya bangun ini ya.. amin amin amin.. ^^

    BalasHapus
  9. Semoga keinginannya tercapai, Reni.. Amin..


    Yang penting sudah ada niat untuk jadi putra-putri terbaik bangsa.. Tentunya dengan mau dan mampu memberikan manfaat untuk bangsa ini..


    "Bukankah sebaik - baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama.. :)"

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...